Pengertian Aksiologi, Teori Nilai, Etika dan estetika, Nilai Kegunaan Ilmu dan Tanggung jawab Sosial Ilmuwan .


Bismillahirrahmaanirrahiim, Assalaamu'alaikum Wr. Wb.
Baiklah teman-teman resume ini adalah tugas yang kami buat untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Filsafat Ilmu, kami dari kelompok 7 mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dr. Hendar Riyadi, M.Ag selaku dosen pengampu yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk belajar lebih baik lagi.
RESUME AKSIOLOGI-

A. Pengertian Aksiologi

Aksiologi menurut bahasa berasal dari bahasa yunani “axios” yang berarti bermanfaat dan “logos‟ berarti ilmu pengetahuan atau ajaran.(Salim: 53)
Menurut  Jujun S Suriasumantri aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Menurut kamus Bahasa Indonesia aksiologi adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai khususnya etika.  
Menurut Sarwan aksiologi adalah studi tentang hakikat tertinggi, realitas dan arti dari nilai-nilai (kebaikan, keindahan dan kebenaran).
Dengan demikian aksiologi adalah studi tentang hakikat tertinggi dari nilai-nilai etika dan estetika. Dengan kata lain apakah baik dan bagus itu.
Aksiologi senantiasa diberi pengertian umum sebagai teori filosofis tentang nilai yaitu studi terhadap watak dasar nilai-nilai dan atau pertimbangan dan argumen-argumen filosofis berkenaan dengan nilai-nilai. Melalui aksiologi dunia filsafat melakukan apa yang disebut investigasi secara rasional terhadap saling berhubungan antara ilmu pengetahuan dan eksistensi manusia berdasarkan sudut pandang etis.
Aksiologi menelisik, sejauhmana hubungan antara ilmu pengetahuan   dan eksistensi manusia tidak memporakporandakan tatanan etis. Terutama ketika kehidupan sosial, ekonomi dan politik sedemikian rupa berada dalam pusaran kompleksitas sehingga berkembang menjadi obyek dari berbagai kepentingan, maka aksiologi berperan penting sebagai kerangka studi terhadap makna kebaikan dalam kebaikan manusia.

B. Teori Nilai 

Definisi nilai secara umum adalah sebuah pemaknaan akan sesuatu  mengenai baik dan atau buruk dari sesuatu yang kita amati. Nilai disusun untuk saling berlawanan antara bernilai dan tidak ada nilainya, baik dan buruknya, sopan dan tidak sopannya, manfaat dan mudoratnya dari tindakan dan tingkah laku yang dialami manusia tergantung bagaimana seseorang bercermin dari sisi yang mana. Tanpa ada sebuah penilaian, semua barang ataupun benda akan sama saja karena sama adanya.Berikut ini makna sebuah penilaian dari berbagai sudut pandang, meliputi::
1. Nilai keorangan dan kebendaan
2. Nilai sendiri
3. Nilai pinjaman atau turunan
4. Nilai pancaran
5. Nilai panca indera
Kattsoff sendiri juga menambahkan bahwa pertanyaan mengenai Hakikat nilai dapat dijawab tiga macam cara yaitu:
1. Subyektivitas
2. Obyektivisme logis
3. obyektivisme metafisik
Dalam Encyvlopedia of Philosophy dijelaskan bahwa aksiologi disamakan dengan Value and Valuation. Ada tiga bentuk Value and Valuation yaitu:
1. Nilai digunakan sebagai kata benda abstrak
2. Nilai sebagai kata benda konkret
3. Nilai sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai, memberi nilai dan dinilai.

Tugas teori nilai adalah menyelesaikan masalah etika dan estetika dimana pembahasan tentang nilai ini banyak teori yang dikemukakan oleh beberapa golongan dan mepunyai pandangan yang tidak sama terhadap nilai itu. Seperti nilai yang dikemukakan oleh agama, positivisme, pragmatisme,  hindunisme dan sebagainya.


C. Etika dan estetika

Teori tentang aksiologi (nilai) dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika. Etika menilai perbuatan manusia, maka lebih tepat kalau dikatakan bahwa objek formal etika adalah norma-norma kesusilaan manusia, dan dapat dikatakan pula bahwa etika mempelajari tingkah laku manusia ditinjau dari segi baik dan tidak baik di dalam suatu kondisi yang normative, yaitu suatu kondisi yang melibatkan norma-norma. Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomena di sekelilingnya.

1. Etika

Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah sesuatu di mana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral
Sebagai cabang filsafat yang membicarakan tingkah laku manusia, etika memberikan standar atau penilaian terhadap perilaku tersebut. Oleh karena itu, etika terbagi menjadi empat klasifikasi yaitu:
Etika Deskriptif: Etika yang hanya menerangkan apa adanya tanpa memberikan penilaian terhadap objek yang diamati.
Etika Normatif: Etika yang mengemukakan suatu penilaian mana yang baik dan buruk, dan apa yang sebaiknya dilakukan oleh manusia.
Etika Individual: Etika yang objeknya manusia sebagai individualis. Berkaitan dengan makna dan tujuan hidp manusia
Etika Sosial: Etika yang membicarakan tingkah laku manusia sebagai makhluk sosial dan hubungan interaksinya dengan manusia lain. Baik dalam lingkup terkecil, keluarga, hingga yang terbesar bernegara.
Klasifikasi diatas menegaskan bahwa etika erat kaitannya dengan penilaian. Karena pada hakikatnya etika membicarakan sifat manusia sehingga seseorang bisa dikatakan baik, bijak, jahat, susila atau sebagainya

2. Estetika

Estetika berasal dari bahasa Yunani aesthesis yang berarti pencerapan indrawi, pemahaman intelektual. Jadi suatu cabang filsafat yang mempermasalahkan seni (art) dan keindahan (beauty). Estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomena di sekelilingnya.

Pakar estetika mendefinisikan bahwa segala sesuatu yang enak dipandang, yang memberi kesenangan adalah estetika. Estetika dibagi menjadi dua bagian, yaitu: estetika deskriptif dimana estetika ini menguraikan dan melukiskan fenomena-fenomena pengalaman keindahan. Dan yang kedua, estetika normatif, mempersoalkan dan menyelidiki hakikat, dasar, dan ukuran pengalaman keindahan.

Estetika adalah suatu hal yang relatif bagi semua orang, karena penilaian dan pemikiran dari suatu keindahan tiap masing-masing individu pastilah berbeda. Karena letak keindahan tidak hanya pada contoh seseorang yang beralis tebal, berkulit putih dan berhidung mancung. Karena pemikiran dan pendapat dari estetika tiap individu merupakan hal yang berbeda

D. Nilai Kegunaan Ilmu

Aksiologi Nilai Kegunaan Ilmu
Bertrand Russell menyebut perkembangan ini sebagai peralihan ilmu dari tahap “kontemplasi ke manipulasi.
Dalam tahap manipulasi inilah maka masalah moral muncul kembali namun dalam kaitan dengan faktor lain. Kalau dalam tahap kontemplasi masalah moral berkaitan dengan metafisika keilmuan maka dalam tahap manipulasi ini masalah moral berkaitan dengan cara penggunaan pengetahuan ilmiah. Atau secara filsafati dapat dikatakan, dalam tahap pengembangan konsep terdapat masalah yang ditinjau dari segi ontologi keilmuan, sedangkan dalam tahap penerapan konsep terdapat masalah moral ditinjau dari segi aksiologi keilmuan. Ontologi diartikan sebagai pengkajian mengenai hakikat realitas dari obyek yang ditelaah dalam membuahkan pengetahuan, aksiologi diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh.

E. Tanggung jawab Sosial Ilmuwan

Ilmu merupakan hasil karya perorangan yang dikomunikasikan dan dikaji secara terbuka oleh masyarakat. Dengan perkataan lain, penciptaan ilmu bersifat individual namun komunikasi dan penggunaan ilmu adalah bersifat sosial.
Tanggung jawab sosial seorang ilmuwan dalam hal ini adalah memberikan perspektif yang benar, untung dan ruginya, baik dan buruknya, sehingga penyelesaian yang obyektif dapat dimungkinkan.
Kemampuan analisis seorang ilmuwan dapat dipergunakan untuk mengubah kegiatan nonproduktif menjadi kegiatan produktif yang bermanfaat bagi masyarakat banyak. Singkatnya dengan kemampuan pengetahuannya seorang ilmuwan harus dapat mempengaruhi opini masyarakat terhadap masalah-masalah yang seyogyanya mereka sadari.
Karakteristik lain dari ilmu terletak dalam cara berfikir untuk menemukan kebenaran pikiran manusia bukan saja dapat dipergunakan untuk menemukan dan mempertahankan hal-hal yang tidak benar.
Proses menemukan kebenaran secara ilmiah mempunyai implikasi etnis bagi seorang ilmuwan. Karakteristik proses tersebut merupakan kategori moral yang melandasi sikap etis seorang ilmuwan.
Kebenaran berfungsi bukan saja sebagai jalan pikirannya namun seluruh jalan hidupnya.
Dibidang etika tanggung jawab sosial seorang ilmuwan bukan memberikan informasi namun memberi contoh. Dia harus tampil di depan bagaimana caranya bersifat obyektif, terbuka, menerima kritik, menerima pendapat orang lain, kukuh dalam pendirian yang dianggapnya benar, dan kalau perlu berani mengakui kesalahan.

Daftar Pustaka:

Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer karangan Jujun J Suriasumantri.
Filsafat Ilmu karangan Lies Sudibjo, dkk.
https://www.kompasiana.com/amp/ardiazaid/5bec289f6ddcae6bb1091243/aksiologi-dalam-ranah-etika-dan-estetika

Belum ada Komentar untuk "Pengertian Aksiologi, Teori Nilai, Etika dan estetika, Nilai Kegunaan Ilmu dan Tanggung jawab Sosial Ilmuwan ."

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel