Jean Jacques Rousseau


JEAN JACQUES ROUSSEAU -(1712 -1778)


Jean Jacques Rousseau yang hidup antara 1712 sampai dengan 1778, lahir di Geneva, Swiss, tetapi sebagian besar waktunya dihabiskan di Prancis. Rousseau pada awalnya adalah seorang musisi. Walaupun ia tidak selesai menempuh pendidikan musik, ia sempat menjadi guru musik. Gagal dari dunia musik, ia belajar berbagai ilmu pengetahuan dan membaca karya-karya John Lock; Newton dan Fenelon. Berbagai pengalaman Rousseau secara autodidak melahirkan berbagai karya yang cukup memengaruhi masyarakat dan pemerintahan antara lain: The Social Contract (1762); Emile (1762) dan The Confession (1781-1788).

Pandangannya tentang dunia anak pertama kali lahir atas respon terhadap pemikiran Commenius yang menggagas
pendidikan anak tetapi tidak ada bedanya dengan pendidikan
untuk orang dewasa. Rousseau mendesak agar pendidikan anak
diselenggarakan secara alamiah dan cocok dengan dunia anak
(Aswardi Sudjud, 1997). Pandangan Rousseau ini tentu sangat berbeda dengan Commenius. 
Pandangan Rousseau tentang pendidikan anak yang paling
terkenal adalah bahwa suatu pendidikan harus disesuaikan
dengan sifat dan kebutuhan individu setiap anak. Bahkan, ia
menyatakan bahwa dorongan hati setiap anak tidak boleh dibatasi karena seorang anak lahir dengan sifat-sifatnya yang baik. Anak hanya akan memiliki sifat-sifat jahat jika ada pengaruh dari orang dewasa yang biasanya salah dalam membimbingnya, yaitu dengan disiplin keras dan contoh-contoh yang buruk. Dalam hal ini, Rousseau sependapat dengan pandangan John Locke, tetapi ia menolak anjuran Locke untuk mengendalikan secara ketat kegiatan dan keinginan anak.
Selanjutnya, Rousseau juga mengatakan bahwa setiap manusia yang lahir tidak saja hanya memiliki naluri untuk menjaga diri, tetapi juga rasa simpati dan perasaan baik terhadap sesamanya serta sifat-sifat dermawan lainnya yang semuanya itu akan dirusak oleh peradaban sehingga mengakibatkan kepalsuan-kepalsuan dalam diri individu, ketidakbermoralan, dan kebiasaan-kebiasaan
tidak baik lainnya (Aswardi Sudjud, 1997).


Dalam hal ini, kesalahan orang tua dalam mendidik anaknya semakin membuat jiwa anak rusak. Kesalahan  orangtua termasuk guru yang paling besar adalah memperlakukan anak sebagai miniatur orang dewasa. Perlakuan ini berimplikasi pada kepercayaan diri (self-esteem) anak yang palsu sehingga dengan demikian mereka mempersiapkan anak-anak mereka untuk suatu yang palsu bagi anak, yakni kehidupan orang dewasa. Akibatnya orang tua tidak menyadari bahwa anak perlu mengungkapkan isi hati, kegiatan, dan kebebasan untuk membentuk kekuatan jasmani dan rohaninya pada masa kanak-kanak itu sendiri.

Hal terbaik yang harus dilakukan para orang tua dan guru adalah membiarkan anak mencapai minat dan kebutuhannya secara alamiah. Percaya akan alam, kata Rousseau, karena alam merupakan sumber segala kebaikan dan kebenaran. Peraturan mutlak dalam pendidikan anak adalah membebaskan mereka.
Seorang ibu yang mematuhi alam akan menyusui bayinya
Seorang ayah akan dikatakan mengikuti hukum alam, apabila
ia memberikan contoh-contoh sikap moral kepada anaknya dan kemudian membiarkannya mempelajarinya dari pengalaman. Para guru akan dianggap bertindak secara tepat, menghormati individu dan keinginan dari seorang anak jika mereka membantu menuruti minat anak tersebut, yang kemudian akan menciptakan hubungan dengan alam dan timbulnya usaha dari diri anak itu sendiri untuk mengatasi segala rintangan atau kesulitan yang dihadapi.

Untuk membantu anak memahami dirinya sendiri, orangtua atau guru harus mengerti dan mengetahui keadaan fisik, sosial, intelektual, serta kebutuhan anak masing-masing. Dalam hal ini, Rousseau sangat menekankan perlunya pengertian terhadap anak-anak.
Untuk itu, Rousseau membagi masa hidup suatu individu menjadi 5 periode atau tahap pertumbuhan dan perkembangan (Aswardi Sudjud, 1997). 
Lima periode dalam pandangan Rousseau tersebut adalah:
a) tahap perkembangan pertama masa kanak-kanak, yaitu sejak lahir sampai dengan 5 tahun;
b) tahap perkembangan kedua umur 5 sampai dengan 12 tahun
c) tahap perkembangan ketiga umur 12 sampai dengan 15 tahun

d) tahap perkembangan keempat umur 15 sampai dengan 20 tahun;
e) tahap perkembangan kelima umur 20 ke atas.

Selanjutnya, Rousseau menyarankan konsep "kembali ke alam dan pendekatan yang bersifat alamiah dalam pendidikan anak. Bagi Rousseau pendekatan alamiah berarti anak akan berkembang secara optimal tanpa hambatan. la berkeyakinan bahwa pendidikan yang bersifat alamiah akan menghasilkan anak yang alamiah (tanpa manipulasi). Anak akan tumbuh
dan berkembang dengan penuh rasa bahagia, spontanitas dan
rasa ingin tahu. Rousseau percaya bahwa walaupun kita telah melakukan kontrol terhadap pendidikan yang diperoleh dari pengalaman sosial dan melalui indra, tetapi kita tetap tidak dapat mengontrol pertumbuhan yang sifatnya alami (Aswardi Sudjud, 1997).

Oleh karena itu, untuk mengetahui kebutuhan alami anak, guru harus mempelajari ilmu yang berkaitan dengan tumbuh-kembang anak-anak secara alamiah. Tujuannnya adalah agar guru dapat memberikan pelajaran yang sesuai dengan minat anak.

Jadi, yang menjadi titik pangkal adalah anak, bukan kehendak
orang tua atau guru. Tujuan pendidikan menurut gagasan
Rousseau adalah membentuk anak menjadi manusia yang bebas. Rousseau memiliki keyakinan bahwa seorang ibu dapat menjamin pendidikan anaknya secara alamiah. Ia berprinsip bahwa dalam mendidik anak, orang tua perlu memberi kebebasan pada anak
agar mereka dapat berkembang secara alamiah.

Sumber :
Suyudi dkk, 2013, Konsep Dasar PAUD, Bandung, PT REMAJA ROSDA KARYA


Belum ada Komentar untuk "Jean Jacques Rousseau"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel