Tes Intelijensi

Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Dapatkah intelijensi atau kecerdasan itu diukur! Bagaimana Kita dapat menentukan cerdas tidaknya seseorang? Berikut adalah tulisan yang saya kutip dari buku Psikologi Pendidikan karya Ngalim Purwanto.

Intelijensi-

Berikut adalah orang yang berjasa menemukan tes intelijensi pertama Kali ialah seorang dokter bangsa Perancis: Alfred Binet dan pembantunya Simon. Sehingga tesnya terkenal dengan nama tes Binet Simon, tes ini pertama kali diumumkan antara 1908-1911 yang diberi nama: "Chelle matrique de l'inte
ligence" atau Skala Pengukur Kecerdasan, Tes Biner-Simon terdiri dari sekumpulan pertanyaan-pertanyaan yang telah dikelompok - kelompokkan menurut umur (untuk anak-anak umur 3-15 tahun), Pertanyaan-pertanyaan itu sengaja dibuat mengenai segala sesuatu yang tidak berhubungan dengan pelajaran di sekolah.(Mengapa?) Seperti:
- Mengulang kalimat-kalimat yang pendek atau panjang,
- Mengulang deretan angka-angka,
- Memperbandingkan berat timbangan,
- Menceriterakan isi gambar-gambar,
- Menyebutkan nama bermacam-macam warna
- Menyebut harga mata uang,
dan sebagainya.
Dengan tes semacam inilah usia kecerdasan seseorang diukur ditentukan. Dari hasil tes itu ternyata tidak tentu bahwa usia kecerdasan itu sama dengan usia sebenarnya (usia kalender). Sehingga dengan demikian kita dapat melihat adanya perbedaan-perbedaan IQ. (Inteligentie Quotient) pada tiap-tiap orang anak.
Tes Binet-Simon ini kemudian terkenal ke mana-mana. Di Jerman, di Inggris, dan terutama di AmeriĆ­ka, tes tersebut banyak digunakan dan diperbaharui dan dikembangkan sesuai dengan Kebutuhan dan keadaan daerah masing-masing. Orang yang terkenal dalam mengembangkan tes intelijensi ini antara lain Bobertag (Jerman), Weahler (Inggris), dan Terman (Amerika).
Dewasa ini perkembangan tes itu telah demikian majunya sehingga sekarang terdapat beratus-ratus macam tes, baik
berupa tes verbal maupun non-verbal. Juga di negeri kita sudah mulai banyak dipergunakan tes-tes (pada umumnya masih merupakan saduran tes luar negeri) dalam lapangan pendidikan maupun dalam memilih jabatan-jabatan tertentu.

Hasil-hasil Penyelidikan Intelijensi
Dari hasil penyelidikan intelijensi yang dilakukan oleh para psikologi, didapat beberapa kesimpulan yang sangat penting bagi pendidikan dan pengajaran:

a. Mungkin ada benarnya, pendapat yang mengatakan intelijensi itu bergantung kepada dasar dan keturunan (hereditas) tetapi dengan arti bahwa tiap orang karena hereditasnya mempunyai batas kecerdasan yang tidak dapat dilampaui, bagaimanapun baiknya pendidikan.

b. Tercapai atau tidaknya batas kecerdasan atau batas kemampuan pikiran seseorang dipengaruhi pula oleh faktor-faktor dari luar. Pertumbuhan jiwa tidak hanya terjadi dengan sendirinya karena kekuatan dari dalam saja, tetapi juga karena kekuatan dari luar, antara lain pendidikan dan pengajaran yang baik.

c. Adanya kekuatan tumbuh dari dalam itu harus kita akui,
tiap-tiap anak mengalami perkembangan dalam pertumbuhan intelijensinya. Artinya: pengertian bertambah dan akhirnya dapat memakai pengertian itu sebagai alat berpikir, tapi pertumbuhan jiwa anak itu berlain-lainan; ada yang cepet ada yang lambat dan ada yang sedang saja.

d. Mendapatkan sendiri suatu paham yang baru adalah jauh
lebih sukar daripada pemahamanpendapat-pendapat orang lain yang sudah ada. Dengan kata lain: Pada umumnya manusia lebih banyak dan lebih mudah menggunakan intelijensi
eksekutif (kemampuan mengikuti pikiran orang lain) daripada intelijensi kreatif atau intelijensi inventifnya.

Demikian teman-teman penjelasan tentang tes intelijensi, semoga bermanfaat khususnya bagi saya sebagai pendidik anak usia dini dan bagi pembaca.

Sumber :
Ngalim Purwanto, 1992, Psikologi Pendidikan, Bandung,  PT Remaja Rosdakarya

Belum ada Komentar untuk "Tes Intelijensi"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel