Teori Operant Conditioning Skinner

Bismillahirrahmaanirrahiim,
Sahabat, dalam mendidik anak usia dini tentunya kita harus mengenal teori-teori belajar dan untuk lebih memperjelas pengertian kita tentang teori belajar, tulisan berikut tentang teori operant conditioning yang dikemukakan oleh Skinner.

Teori Operant Conditioning (Skinner)

Seperti Pavlov dan Watson, Skinner juga memikirkan
tingkah laku sebagai hubungan antara perangsang dan respons. Hanya perbedaannya, Skinner membuat perincian lebih jauh. Skinner membedakan adanya dua macam respons, yaitu:

a. Respondent response (reflexive response) yaitu respon yang ditimbulkan oleh perangsang-perangsang tertentu. Misalnya, keluar air liur setelah melihat makanan tertentu. Pada umumnya, perangsang-perangsang yang
demikian itu mendahului respon yang ditimbulkannya.

b. Operant response (instrumental response): yaitu respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh pe-
rangsang-perangsang tertentu. Perangsang yang demikian itu disebut reinforcing stimuli atau reinforcer, karena perangsang itu memperkuat respon yang telah dilakukan oleh organisme. Jadi yang demikian itu mengikuti (dan karenanya memperkuat) sesuatu tingkah
laku tertentu yang telah dilakukan. Seorang anak yang belajar (telah melakukan perbuatan) lalu mendapat hadiah, maka ia akan menjadi lebih giat belajar (responnya menjadi lebih intensif/kuat).
Di dalam kenyataan, respon jenis pertama (respondent/
reflexive response/behavior) sangat terbatas adanya pada
manusia. Sebaliknya operant response/behavior merupakan
bagian terbesar dari tingkah laku manusia dan kemungkin-
an untuk memodifikasinya hampir tak terbatas. Oleh
karena itu, Skinner lebih mem fokuskan pada respon atau jenis tingkah laku yang kedua ini. Jadi yang menjadi soal adalah: bagaimana menimbulkan, mengembangkan dan
memodifikasi tingkah laku (dalam belajar atau dalam pen-
didikan).

Prosedur pembentukan tingkah laku dalam operant conditioning secara sederhana adalah sebagai berikut:
(a) Mengindentifikasi hal-hal apa yang merupakan reinforcer (hadiah) bagi tingkah laku yang akan dibentuk.
(b) Menganalisis, dan selanjutnya mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk tingkah laku yang dimaksud. Komponen-komponen itu lalu disusun
dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya tingkah laku
(c) Berdasarkan urutan komponen-komponen itu sebagai tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer (hadiah) untuk masing-masing komponen itu.
(d) Melakukan pembentukan tingkah laku, dengan meng-gunakan urutan komponen-komponen yang telah disusun.
Kalau komponen pertama telah dilakukan, maka hadiahnya diberikan; hal ini akan mengakibatkan komponen tersebut cenderung untuk sering dilakukan. Kalau ini sudah terbentuk dilakukan kom-
ponen kedua yang kemudian diberi hadiah pula (komponen pertama tidak lagi memerlukan hadiah); demikian berulang-ulang sampai komponen kedua itu terbentuk. Setelah itu dilanjutkan dengan komponen
ketiga, dan seterusnya, sampai seluruh tingkah laku yang diharapkan terbentuk. 

Dewasa ini teori Skinner sangat besar pengaruhnya, ter-
utama di Amerika Serikat dan negara-negara pengaruhnya.
Di dalam dunia pendidikan, khususnya dalam lapangan
metodologi dan teknologi pengajaran, pengaruh ini sangat
besar. Program-program inovatif dalam bidang pengajaran sebagian besar disusun berdasar atas teori Skinner tersebut.

Demikian penjelasan tentang teori skinner yang saya kutip dari buku Psikologi Pendidikan karangan Ngalim Purwanto, semoga bermanfaat khususnya bagi saya sebagai guru pendidikan anak usia dini. Terimakasih


Belum ada Komentar untuk "Teori Operant Conditioning Skinner"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel