Teori Classical Conditioning Pavlov dan Watson

Bismillahirrahmaanirrahiim, 
Sahabat, untuk lebih memperjelas pengertian kita tentang apakah belajar itu dan bagaimana proses belajar itu, berikut akan dikemukakan salahsatu teori belajar yaitu Teork Classical Conditioning Pavlov dan Watson. Dimana teori belajar ini dapat menambah pengetahuan bagi kita dalam mendidik anak usia dini.

Teori Classical Conditioning (Pavlov dan Watson)


Dapat dikatakan bahwa pelopor dari teori Conditioning
ini adalah Pavlov seorang ahli psikologi-refleksologi dari Rusia. Ia mengadakan percobaan-percobaan dengan anjing. Secara ringkas percobaan-percobaan Pavlov dapat kita uraikan sebagai berikut:

Seekor anjing yang telah dibedah sedemikian rupa,
sehingga kelenjar ludahnya berada di luar pipinya, dimasuk kan ke kamar yang gelap. Di kamar itu hanya ada sebuah lubang yang terletak di depan moncongnya, tempat menyodor kan makanan atau menyorotkan cahaya pada waktu diadakan percobaan-percobaan. Pada moncongnya yang telah dibedah itu dipasang sebuah pipa (selang) yang dihubungkan dengan sebuah tabung di luar kamar.

Dengan demikian dapat diketahui keluar tidaknya air
liur dari moncong anjing itu pada waktu diadakan percobaan-percobaan. Alat-alat yang dipergunakan dalam
percobaan-percobaan itu ialah makanan, lampu senter untuk menyorotkan bermacam-macam warna, dan sebuah bunyi-bunyian.

Dari hasil percobaan-percobaan yang dilakukan dengan anjing itu Pavlov mendapatkan kesim pulan bahwa gerakan-gerakan refleks itu dapat dipelajari; dapat berubah karena mendapat latihan. Sehingga dengan demikian dapat dibedakan dua macam refleks, yaitu
- refleks wajar (unconditioned reflex)  keluar air liur ketika melihat makanan yang lezat 
- refleks bersyarat/refleks yang dipelajari (conditioned-reflex)
keluar air liur karena menerima /bereaksi terhadap warna sinar tertentu, atau terhadap suatu bunyi tertentu.

Sesudah Pavlov, banyak ahli-ahli psikologi lain yang
mengadakan percobaan-percobaan dengan binatang, antara lain Guthrie, Skinner, Watson dan lain-lain.

Adapun Watson mengadakan eksperimen-eksperimen tentang
perasaan takut pada anak dengan menggunakan tikus dan
kelinci. 
Dari hasil percobaannya dapat ditarik kesimpulan bahwa perasaan takut pada anak dapat diubah atau dilatih.
Anak percobaan Watson yang mula-mula tidak takut kepada kelinci dibuat menjadi takut kepada kelinci. Kemudian anak tersebut dilatihnya pula sehingga tidak menjadi takut lagi kepada kelinci.

Demikianlah maka menurut teori conditioning belajar itu adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat (conditions) yang kemudian menimbulkan reaksi (response). Untuk menjadikan seseorang itu belajar haruslah kita memberikan syarat-syarat tertentu.

Yang terpenting dalam belajar menurut teori conditioning
ialah adanya latihan-latihan yang kontinu. Yang diutamakan dalam teori ini ialah hal belajar yang terjadi secara otomatis.

Penganut teori ini mengatakan bahwa segala tingkahlaku manusia juga tidak lain adalah hasil daripada conditioning. Yakni hasil daripada latihan-latihan atau kebiasaan-kebiasaan mereaksi terhadap syarat-syarat/perangsang-perangsang tertentu yang dialaminya di dalam kehidupannya

Kelemahan dari teori conditioning ini ialah, teori ini
menganggap bahwa belajar itu hanyalah terjadi secara otomatis ; keaktifan dan penentuan pribadi dalam tidak dihiraukan nya. Peranan latihan/kebiasaan terlalu ditonjolkan. Sedangkan kita tahu bahwa dalam bertindak dan berbuat sesuatu, manusia tidak semata-mata ter-
gantung kepada pengaruh dari luar. Aku atau pribadinya
sendiri memegang peranan dalam memilih dan menentukan perbuatan dan reaksi apa yang akan dilakukannya.

Teori conditioning ini memang tepat kalau kita hubungkan dengan kehidupan binatang. Pada manusia teori ini hanya dapat kita terima dalam hal-hal belajar tertentu saja; umpama nya dalam belajar yang mengenai skills (kecekatan-kecekatan) tertentu dan mengenai pembiasaan pada anak-anak kecil.

Demikian penjelasan tentang salahsatu teori belajar, mudah-mudahan bermanfaat khususnya saya sebagai pendidik anak usia dini. Terimakasih.

Sumber:
Ngalim Purwanto,1992, Psikologi Pendidikan;Bandung, PT. REMAJA ROSDA KARYA

Belum ada Komentar untuk "Teori Classical Conditioning Pavlov dan Watson"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel