Macam-macam Permainan Anak Usia Dini

Macam-macam Permainan Anak Usia Dini

Terdapat banyak jenis permainan yang dapat digunakan dalam pembelajaran anak usia dini, bahkan, segala hal yang menarik bagi anak dapat digunakan sebagai permainan. Permainan tidak harus yang berbentuk alat-alat modern, tetapi beupa hal-hal yang bersifat tradisional. Selama itu menyenangkan bagi anak dan memiliki nilai pembelajaran, dapt pula dikatakan sebagai permainan.

Menurut rahmat dalam artikelnya, “ Memanfaatkan permainan bagi Pendidikan Emosional” membagi permainan menjadi lima jenis yaitu:

1. Permainan fungsi (gerak)

Yaitu pemainan yang dilakukan dengan gerakan-gerakan untuk melatih kekuatanotot sang anak . seperti: memukul-mukul, menendang, berjalan, dan berlari-lari

2. Permainan membentuk

Yaitu berupa permainan memberi atau membuat bentuk-bentuk pada suatu benda supaya lebih menarik, seperti: bermain pasir, tanah liah, balok, dan pelepah pisang

3. Permainan ilusi

Yaitu pemainan yang digambarkan sebagai permainan ilusi atau fantasi bagi anak sehingga seolah-olah hal itu menyerupai sungguhan, seperti: bermain jual-jualan, dokter-dokteran, atau yang lainnya.

4. Permainan menerima (reseptif)

Yaitu bentuk pemainan, yang mana anak  hanya menerima saja tanpa melakukan aktivitas, seperti: mendengarkan cerita atau menonton televisi

5. Permainan sukses

Yaitu bentuk permainan menyelesaikan tantangan tertentu seperti: memanjat pohon, berjalan ditas titian dan sebagainya.

Permainan-pemainan diatas merupakan bentuk permainan ang diungkapkan oleh Rahmat.

Hurlock  menggolongkan pemainan  menjadi dua macam yaitu :

1. Bermain aktif

Ialah bermain yang kegembiraannya timbul dari apa yang dilakukan anak itu sendiri. Dalam hal ini kesenangan akan timbul dari apa yang dilakukan individu, apakah dalam bentuk kesenangan berlari atau membuat sesuatu dengan lilin atau cat.

2. Bermain pasif

 Ialah permainan yang bersifat hiburan semata. Artinya, anak tidak ikut secara aktif dalam proses permainan. Dalam hal ini kegembiraan anak diperoleh dengan memperhatikan aktifitas orang lain. Sebagai contoh, apabila anak menganggap membaca itu sulit, mereka lebih meminta seseorang untuk membacakan untuknya dan ia menghibur diri dengan melihat gambar yang menyertainya. Bisa juga melihat permainan-permainan di televisi ataupun video.

Daftar Pustaka :

Muhammad Fadillah dkk, 2012. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini; Yogyakarta:Ar Ruzz Media

Bagikan Artikel ini