Macam-Macam Cara Berpikir

Bismillaahirrahmaanirrahiim,
Dalam berpikir orang mengolah, mengorganisasikan bagian-bagian dari pengetahuannya, sehingga pengalaman-pengalaman dan pengetahuan yang tidak teratur menjadi tersusun merupakan kebulatan-kebulatan yang dapat dikuasai atau dipahami. Berikut macam-macam berpikir yang saya kutip dari buku Psikologi Perkembangan Karangan M. Ngalim Purwanto.

Macam-macam Cara Berpikir


a. Berpikir Induktif

Berpikir induktif ialah suatu proses dalam berpikir yang ber-
langsung dari khusus menuju kepada yang umum. Orang
mencari ciri-ciri atau sifat-sifat yang tertentu dari berbagai
fenomena, kemudian menarik kesimpulan-kesimpulan bahwa
ciri-ciri/sifat-sifat itu terdapat pada semua jenis fenomena tadi. 
Beberapa contoh sebagai penjelasan:
Seorang guru mengadakan eksperimen-eksperimen menanam biji-bijian bersama murid-muridnya; jagung di-
tanam, tumbuh ke atas; kacang tanah ditanam tumbuhnya ke atas pula; kacang merah ditanam dengan mata lembaganya di sebelah bawah, tumbuhnya ke atas pula:
biji-biji yang lain demikian pula. Kesimpulan: Semua batang tanaman tumbuhnya ke atas mencari sinar matahari.
Tepat atau tidaknya kesimpulan (cara berpikir) yang diambil
secara induktif ini terutama bergantung kepada representatif atau tidaknya sampel yang diambil yang mewakili fenomena keseluruhan.
Makin besar jumlah sampel yang diambil berarti makin re-
presentatif, dan makin besar pula taraf dapat dipercaya (validitas) dari kesimpulan itu; dan sebaliknya. Taraf validitas
kebenaran kesimpulan itu masih ditentukan pula oleh obyektivitas dari si pengamat dan homogenitas dari fenomena-fenomena yang diselidiki.

b. Berpikir Deduktif

Sebaliknya dari berpikir induktif, maka berpikir deduktif
prosesnya berlangsung dari yang umum menuju kepada yang khusus. Dalam cara berpikir ini, orang bertolak dari suatu teori ataĆ­pun prinsip ataupun kesimpulan yang dianggapnya benar dan sudah bersifat umum. Dari situ ia menerapkannya kepada fenomena-fenomena yang khusus, dan mengambil
kesimpulan khusus yang berlaku bagi fenomena tersebut.
Contoh sebagai penjelasan:
I) Manusia semua akan mati (kesimpulan umum)
Jamilah adalah manusia (kesimpulan khusus)
Jamilah akan mati (kesimpulan deduksi)
2) Semua logam jika dipanaskan memuai (kesimpulan umum)
Besi adalah logam (kesimpulan khusus)
Besi jika dipanaskan memuai (kesimpulan deduksi)
Ada pula semacam kesimpulan deduksi yang tidak dapat
Kita terima kebenarannya, yang disebut silogieme semu,
Contoh:
Semua manusia bernafas dengan paru paru (premis mayor)
Anjing bernafas dengan paru-paru (premis minor)
Karena itu anjing adalah manusia (kesimpulan yang salah)

c. Berpikir Analogis

Analogis berarti persamaan atau perbandingan. Berpikir analogis ialah berpikir dengan jalan menyamakan atau memperbandingkan fenomena fenomena yang biasa/pernah dialami. Di dalam cara berpikir ini, orang beranggapan bahwa kebenaran dari fenomena-fenomena yang pernah dialaminya berlaku pula bagi fenomena yang dihadapi sekarang.
Contoh, Setiap hari kira-kira jam 11.00 udara di atas kota
Bogor kelihatan berawan tebal; dan tidak lama sesudah itu hujan lebat turun sampai sore. Pada suatu hari kira-kira jam 11.00 udara di atas kota
Bogor berawan tebal. Kesimpulannya: "sudah tentu sebentar lagi akan turun lagi hujan lebat sampai sore", Kesimpulan yang diambil dari berpikir analogis ini kebenaran
nya lebih kurang dapat dipercaya. Kebenarannya ditentukan oleh faktor "kebetulan" dan bukan berdasarkan perhitungan
yang tepat. Dengan kata lain: validitas kebenarannya sangat
rendah.

Demikian teman-teman tentang macam-macam cara berpikir, semoga bermanfaat khususnya bagi saya sebagai pendidik anak usia dini dan bagi para pembaca.

Belum ada Komentar untuk "Macam-Macam Cara Berpikir"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel