Kecerdasan Logis Matematis

Kecerdasan Logis Matematis

Anak dengan Kecerdasan Logis Matematis

Kecerdasan logis matematis adalah kecerdasan yang melibatkan kemampuan untuk menganalisis masalah secara
logis, menemukan rumus dan pola tertentu, serta menyelidiki sesuatu secara ilmiah. Kecerdasan ini  juga berkaitan dengan aktivitas berpikir dan berargumentasi, baik secara induktif (penjabaran ilmiah dari umum ke khusus) maupun deduktif (penjabaran ilmiah dari khusus ke umum).

Menurut Gardner, kecerdasan logis-matematis mencakup tiga bidang yang saling ber hubungan yaitu matematika, ilmu pengetahuan (sains), dan logika. Itulah sebabnya, kecerdasan logis-matematis tidak hanya terkait dengan bilangan tetapi juga pada huruf. Anak yang mempunyai kecerdasan logis-matematis, selain senang mengutak atik bilangan juga senang dengan permainan bahasa yang melibatkan konsep berpikir sebab-akibat, bertentangan, maupun pola-pola logika lain.

Bagaimanakah ciri anak yang mempunyai kecerdasan logis-
matematis?
Umumnya, anak yang mempunyai kecerdasan logis-matematis akan peka dan mampu membedakan pola logika atau numerik serta mampu menangani rangkaian penalaran yang panjang.
Anak-anak dengan kecerdasan logis-matematis pada umum
menunjukkan minat yang besar pada aktivitas eksplorasi. Hal ini untuk menjawab rasa penasarannya. la juga aktif bertanya tentang berbagai hal
yang dilihatnya dan menuntut adanya penjelasan rasional yang masuk akal dari setiap pertanyaan yang ia ajukan. Dalam benak anak selalu muncul pertanyaan-pertanyaan, "Bagaimana kalau aku melakukan ini Apa yang akan terjadi? Mengapa bisa seperti itu?"

Anak dengan kecerdasan logis-matematis selalu yakin bahwa semua pertanyaan mempunyai jawaban yang rasional. Itulah sebabnya, anak akan lebih merasa nyaman jika dihadapkan pada sesuatu yang dikategorisasi, diukur, dianalisis, dan dihitung.
Untuk mengetahui ada tidaknya kecerdasan logis-matematis pada anak Anda, cobalah jawab deretan pertanyaan berikut ini.

Apakah anak anda:
senang dengan angka-angka?
menyukai ilmu pengetahuan?
mudah mengerjakan perhitungan dalam benaknya?
mudah memahami pola-pola dan hubungan-hubungan?
senang memecahkan misteri?
senang mengajukan dan menguji hipotesis?
senang menghitung, misalnya ia senang menghitung mainannya?
menuangkan air ke dalam gelas dan berhenti menuang, sebelum gelas itu penuh?
mudah memahami konsep yang bersifat kuantitas?
mudah memahami konsep waktu?
mudah mengingat angka angka serta statistik?
senang melakukan permainan yang menggunakan strategi seperti catur, monopoli, kartu, dan sejenisnya?
Senang memperhatikan hubungan antara perbuatan dengan akibatnya?
senang mengisi teka-teki silang?
tertarik dengan komputer, lebih dari sekadar bermain?
senang berpikir secara matematis dengan mengumpul kan bukti, membuat hipotesis, merumus kan berbagai model, mengembangkan contoh-contoh tandingan, dan membuat argumen-argumen yang kuat?
senang menggunakan teknologi untuk memecahkan masalah
matematis?
senang menciptakan model-model baru atau memahami wawasan baru dalam ilmu pengetahuan alam atau matematika?

Jika dari pertanyaan di atas ada yang mempunyai jawaban ya, hal itu menjadi indikator bahwa kecerdasan logis-matematis anak Anda sudah mulai muncul. Itu artinya, Anda, sebagai orangtua, harus berupaya
memberikan stimulasi yang tepat agar kecerdasan tersebut semakin berkembang.
Stimulasi yang salah akan membuat kecerdasan logis-matematisnya melemah, bahkan menghilang. Jika hal ini yang terjadi, akan sulit untuk
dibangkitkan lagi, Kalaupun bisa, hal itu memerlukan waktu yang lama.

Kapankah anak mulai mempunyai kecerdasan logis matematis?
Sesungguhnya, sejak lahir anak sudah mempunyai ketertarikan terhadap konsep menghitung dan berlogika. Rasa tertarik ini akan semakin meningkat apabila orangtua rajin memberinya stimulasi dan lingkungan sekitarnya ikut mendukung.
Bahkan, menurut Glenn Doman, dalam hal matematika, anak
mempunyai keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan orang dewasa. Orang dewasa hanya mampu mengenal simbol-simbol angka tetapi tidak mampu dengan tepat menghitung jumlah suatu benda yang lebih dari sepuluh.
Sedangkan anak-anak mampu melihat dan mengenal jumlah suatu objek sekaligus angkanya jika mereka diberikan stimulasi yang cukup untuk melakukannya sejak dini, sebelum mereka dikenalkan dengan angka.
Glenn Doman juga berpendapat bahwa semakin muda usia anak mendapat stimulasi yang terkait dengan kecerdasan logis-matematis maka ia akan semakin mudah memahami logika-matematika.

Bagaimanakah pendekatan yang tepat untuk anak yang mempunyai kecerdasan logis matematis?
Anak-anak yang mempunyai kecerdasan logis matematis sering berpikir
berdasarkan argumentasi rasional yang terlihat dari kesenangan mereka
untuk bereksperimen, bertanya, membayangkan jawaban dari teka teki, dan menghitung. Oleh karena itu, mereka memerlukan banyak kesempatan untuk bereksplorasi. Ini artinya, sebagai orangtua, sebaiknya
Anda berupaya untuk mengakomodasi kebutuhan-kebutuhan tersebut yang disesuaikan dengan minat anak.
Orangtua dituntut untuk selalu kreatif memberikan tantangan
tantangan baru sesuai dengan usia anak. Sediakan bahan-bahan bacaan baik yang nonfiksi maupun yang fiksi. Akan lebih baik apabila orangtua juga bisa menyediakan alat peraga. Orangtua juga harus mempunyai energi dan semangat ekstra untuk mengimbangi energi dan semangat berekplorasi dari si kecil. Apalagi, umumnya anak dengan kemampuan
analisis yang tinggi ini akan lebih cerewet. Dia akan menanyakan segala hal. Sebaliknya, segala hal juga dikomentarinya.

Apakah kecerdasan logis matematis bisa mengembang kan kecerdasan yang lain?
Tentu saja bisa, Sebenarnya, beberapa jenis kecerdasan juga memerlukan kemampuan anak dalam berhitung dan menganalisis sehingga dengan
mengasah kecerdasan logis matematis berarti juga akan meningkatkan kemampuan anak dalam mengembangkan potensi kecerdasannya yang lain.

Banyak hasil penelitian yang telah membuktikan bahwa ada
keterkaitan antara logis matematis dengan berbagai jenis kecerdasan, seperti kecerdasan musik, kecerdasan bahasa, kecerdasan naturalis,
dan kecerdasan visual spasial.

Bagaimanakah kecerdasan logis matematis mampu memicu
kecerdasan bahasa anak?
Sekalipun kecerdasan logis matematis umumnya berkaitan dengan bilangan, tetapi tidak bisa lepas dari kemampuan berbahasa. Bukankah untuk menjabarkan alasan-alasan logis matematis diperlukan
kemampuan berbahasa, baik secara verbal maupun melalui tulisan.
Sehingga, sadar maupun tidak, anak yang mempunyai kecerdasan logis matematis juga akan mengasah kecerdasan bahasanya.
Itu sebabnya, dalam bukunya yang berjudul Multiple Intellegences: The Theory in
Practice, Howard Gardner mengandaikan anak yang mempunyai kecerdasan logis matematis sebagai anak yang mampu menyusun solusi sebelum hal itu diucapkan.

Bagaimanakah kecerdasan logis matematis mampu memicu
kecerdasan naturalis anak?
Untuk menjelaskan konsep menghitung dan berlogika, kita bisa menggunakan alam sebagai alat bantu. Misalnya, menghitung lembar daun atau menganalisis mengapa bisa turun hujan.

Bagaimanakah kecerdasan logis matematis mampu memicu
kecerdasan musikal anak?
Bukankah akan lebih menyenangkan apabila pengenalan angka memanfaat kan lagu dan musik. Itu sebabnya, sangat banyak
Lagu dan musik untuk anak-anak yang memuat kosakata berupa bilangan Misalnya, lagu Balonku Ada Lima, Satu Dua Tiga, dan sebagainya.

Bagaimanakah kecerdasan logis matematis mampu memicu
kecerdasan kinestetik anak?
Kita bisa memanfaatkan lompatan, langkah, maupun gerak anak yang lainnya sebagai media untuk memberikan pemahaman akan bilangan
dan logika. Misalnya, kita meminta anak untuk melangkah ke kanan dua langkah, ke depan tiga langkah, ke belakang satu langkah, dan sebagainya.

Bagaimanakah kecerdasan logis matematis mampu memicu
kecerdasan visual spasial anak?
Banyak permainan untuk mengasah kecerdasan logis matematis memanfaatkan balok-balok yang disusun menjadi bentuk tertentu
Aktivitas menyusun balok sangat baik untuk mengasah kecerdasan visual spasial anak.

Selain itu, juga banyak permainan yang meminta anak membuat gambar dan memberi warna. Misalnya, meminta anak menulis angka 3 kemudian memberinya warna. Aktivitas ini selain mampu mengenalkar
angka juga akan menstimulasi kecerdasan visual spasial anak.

Bagaimanakah kecerdasan logis matematis mampu memicu
kecerdasan interpersonal anak?
Banyak permainan untuk mengasah kecerdasan logis matematis anak yang sebaiknya dimainkan oleh beberapa anak. Misalnya, permainan kartu, ular tangga, dan sebagainya. Ini artinya, anak juga dilatih untuk
bisa bersosialisasi dengan orang lain. la harus belajar mematuhi aturan dan bisa menghargai temannya. Keberhasilannya dalam bersosialisasi merupakan parameter penting dalam kecerdasan interpersonal.

Ketika anak dikenalkan dengan konsep bilangan pecahan, juga bisa dimanfaatkan untuk mengasah kecerdasan interpersonalnya. Misalnya,
Ketika membagi apel menjadi empat bagian, untuk menjelaskan Bilangan 1/ 4, orangtua bisa meminta anaknya untuk membagi masing-masing bagian apel itu kepada orang lain, bisa kepada teman-temannya, saudara-saudaranya, orangtuanya, dan sebagainya.

Bagaimanakah kecerdasan logis matematis mampu memicu
kecerdasan intrapersonal anak?
Bukankah untuk bisa mengerjakan permainan anak harus mempunyai rasa percaya diri yang besar? Percaya diri merupakan bagian penting
kecerdasan intrapersonal.
Selain itu, bukankah dalam menyelesaikan permainan terkadang anak mengalami kesulitan, bahkan kegagalan? Jika Anda berhasil memompa semangatnya sehingga anak tidak menyerah dan terus
berusaha menyelesaikan tantangan, berarti Anda telah menstimulasi kecerdasan intrapersonalnya.

Apakah profesi yang memerlukan kecerdasan logis-matematis?
Akuntan, pegawai bank, insinyur, pemrogram komoputer, ekonom, peneliti, ahli statistik, astronot, dan masih banyak lagi.

Demikian penjelasan tentang keceradasan logis matematis, semoga bermanfaat khususnya bagi saya sebagai guru anak usia dini.

Sumber :
Adiningsih, Utami Neni,2008, Permainan kreatif asah kecerdasan logis matematis
Bandung, PT Karya Kita.

Belum ada Komentar untuk "Kecerdasan Logis Matematis"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel