John Dewey

Bismillahirrahmaanirrahiim, Assalaamu'alaikum Wr. Wb.
Sahabat pena, tulisan kali ini tentang John Dewey, dimana teori pendidikan mengerucut pada aliran filsafat progresivisme yang difokuskan pada sekolah sebagai child centered. Mengetahui teori-teori yang dikemukakan para ahli ini tentunya bermanfaat bagi pendidik terlebih lagi pendidik anak usia dini.


JOHN DEWEY (1859-1952)-


Dewey adalah teoretikus pendidikan  terkemuka abad ke-20 di seluruh Universitas Amerika. Ia dilahirkan pada 20 Oktober 1859 di Burlington, Vermont, Amerika (Milton Halsey Thomas,1962). Dewey menyelesaikan sekolah dasar dan menengahnya di kampung halaman, kemudian kuliah di Universitas Vermont pada tahun 1875. Setelah selesai kuliah, Dewey menghabiskan waktunya selama tiga tahun untuk me -ngajar di beberapa sekolah
di Pennsylvania dan Vermont. Selama masa tersebut, beberapa
artikelnya mengenai filsafat diterbitkan dalam Journal of Speculative philosophy (The Encyclopedia of Americana, International Edition, 1974).  


Pada tahun 1884, Dewey me-nerima gelar Ph.D dari Universitas Johns Hopkins, kemudian mengajar di Universitas Michigan sampai tahun 1894 saat ia pindah ke Universitas Chicago (David L. Sills, 1972). Selanjutnya, pada tahun 1888-1889 Dewey menjadi profesor mata kuliah filsafat di Universitas Minnesota (The World Book Encyclopedia, 1972). Pada tahun 1894 sampai dengan tahun 1904, Dewey menjabat sebagai profesor di bidang filsafat, dan pimpinan

Departemen Filsafat, Psikologi dan Pendidikan Universitas Chicago (Milton Halsey Thomas, 1962). Salah satu faktor baginya untuk menerima jabatan ter-sebut adalah dimasukkannya Pedagogi dalam Departemen pendidikan bersama dengan Filsafat dan Psikologi.

Beberapa tahun kemudian, Dewey membentuk kelompok para wali murid yang berminat memasukkan anak-anaknya ke sekolahbyang agak berbeda dari sekolah lain di Chicago. Atas bantuan mereka baik secara finansial maupun moral, sebuah sekolah dasar mulai didirikan di bawah pengawasanDepartemen yang ia pimpin tersebut. Sekolah tadi kemudian diberi nama "Sekolah Percobaan", Sekolah ini dikenal lebih populer dengan sebutan "Sekolah Dewey" (Paul Arthur Schilpp, 1962).

Pemikiran Dewey tentang pendidikan pada umumnya dan
pendidikan anak pada khusus-nya tertuang dalam karya monumental yang berjudul Democracy and Education. Melalui karya ini, Dewey menyatakan bahwa pendidikan adalah rekonstruksi dan reorganisasi pengalaman secara konstan. "Education is a constant reorganizing or reconstructing of experience" (Dewey, 1955). Penekanannya pada pengalaman ini menimbulkan konsekuensi
teknis dalam formasi akal pikiran. Dia mengatakan bahwa tidak perlu ditanyakan lagi, pendidikan itu adalah formasi akal pikiran Konsepsi pendidik-an semacam ini sudah diutara-kan sebelumnya
Namun, perlu diketahui, formasi di sini mengandung arti teknis
tergantung pada ide mengenai sesuatu yang berlangsung dari luar. Adolph E. Meyer merang-kum prinsip umum dalam pendidikanDewey sebagai beri-kut (Adolph E. Meyer, 1949).

1. Pendidikan itu adalah hidup, bukan sekadar persiapan untuk
hidup.
2. Pendidikan adalah per-kembangan. Selama per-kembangan itu berlangsung, pendidikan juga berlangsung terus.
3. Pendidikan adalah rekonstruksi dari sekumpulan pengalaman secara terus-menerus.
4. Pendidikan adalah proses sosial, dan untuk merealisasikan
hal itu sekolah harus berbentuk komunitas demokratis.

Selanjutnya, Dewey ber-pendapat bahwa sekolah merupakan model masyarakat demokratis dalam bentuk kecil, dimana para siswa dapat belajar dan mempraktikkan keteram-pilan yang diperlukan untuk hidup di alam demokratis. Me-lalui pengalaman-pengalaman itu seorang peserta didik mampu menghadapi dunia luar yang selalu berubah karena realitas itu berubah secara konstan (Dewey, 1950).

Teori-teori pendidikan Dewey mengerucut pada aliran filsafat
progresivisme yang difokuskan pada sekolah sebagai child centered dan menekankan kurikulum yang mengutamakan aktivitas (activity-centered curriculum). Program sekolah terefleksi dalam kebutuhan dan minat anak. Guru dan murid merencanakan kegiatan belajar secara bersama. Anak-anak adalah peserta belajar aktif Mereka memiliki gagasan untuk meneliti sesuatu dan yang me- laksanakannya secara mandiri atas dorongan dan pengawasan
guru (Arthur K. Ellis, 1986). 

Prinsip-prinsip dasar pendidik-an yang progresif menurut Dewey secara singkat dirang-kum oleh kneller yaitu sebagai berikut:

1. Pendidikan itu seharusnya "kehidupan" itu sendiri, bukan
persiapan untuk hidup.
2. Belajar harus dikaitkan secara langsung dengan minat anak.
3. Belajar melalui pemecahan masalah (problem solving) harus didahulukan daripada pengulangan mata pelajaran secara ketat.
4. Peranan guru bukan untuk menunjukkan, tetapi untuk
membimbing.
5. Sekolah harus meningkatkan upaya kerja sama, bukan bersaing.
6. Hanya cara demokratislah yang sesungguhnya dapat
meningkatkan-peranan ide dan personalitas anak secara
bebas, karena itu diperlukan bagi kondisi pertumbuhan anak
yang benar (Arthur K. Ellis, 1986).

Selanjutnya, Dewey menekan-kan sistem belajar melalui kegiatan dan pengajaran anak secara mendalam sama seperti yang dianjurkan oleh Pestalozzi dan Froebel pada abad ke-18 dan awal abad ke-19. Teori-teori pendidikan Dewey dipopuler-kan William Heard melalui Progressive Education Movement, yang sangat ber-pengaruh di Amerika maupun di negara-negara lain. 
Secara ringkas, teori-teori Dewey tersebut adalah:
(1) anak harus benar-benar ter- tarik pada kegiatan, penga-laman atau pekerjaan yang edukatif.
(2) anak harus menemukan dan memecahkan kesukaran masalahnya sendiri; 
(3) anak harus menentukan cara pemecahan kesukaran atau masalah yang dihadapinya sendiri; dan 
(4) anak harus mencoba cara terbaik untuk memecahkan sesuatu melalui penerapan dalam pengalaman, percobaan, atau kehidupan sehari-hari.

Dalam proses belajar, setiap anak harus memusatkan
perhatiannya pada pemecahan suatu masalah pokok, harus
berpandangan luas dan mene-rima semua sumber informasi
atau saran yang masuk akal, harus tetap tertarik pada masalah dan mencari cara pemecahannya bukan tertarik
pada keuntungan atau kerugian yang akan diperolehnya dan ia harus mau menerima segala akibat dari kesimpulan atau kea
yang dibuatnya.

Dewey yakin bahwa pendidikan
dengan baik akan dapat memperbaiki suatu masyarakat dan dikatakannya pula bahwa sekolah yang baik harus merupakan miniatur masyara-kat. Pendidikan harus dapat mengembangkan minat mau-pun kemampuan anak sehingga ia akan berperan serta, dengan baik di sekolah atau masyara-katnya. anak harus mengguna-kan bangunan, alat-alat, per-mainan, pengamatan alam
pengungkapan diri (bukan hanya patuh kepada orang lain
dan hasil aktivitas sebagai cara belajar atau pengembangan
dirinya. 
Anak harus mempelajari pranata-pranata sosial dan cara
hidup dengan jalan ikut berperan serta dalam sekolah maupun masyarakat. Pen-didikan harus menunjang ke-langsungan pranata adat-istiadat, keterampilan dan pengetahuan dari generasi yang
satu ke generasi berikutnya.

Demikian sahabat John Dewey merupakan  salahsatu tokoh yang memberikan kontribusinya bagi pendidikan, semoga bermanfaat  khususnya bagi saya sebagai pendidik anak usia dini. Terimakasih.

Sumber: 
Suyudi, 2012, Konsep Dasar PAUD:Bandung PT REMAJA ROSDAKARYA



Belum ada Komentar untuk "John Dewey"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel