Belajar Filsafat di tengah Pandemi Covid-19

Materi Filsafat, tentang penalaran atau nalar merupakan satu pembahasan dalam studi Filsafat ilmu.
BELAJAR FILSAFAT DI TENGAH PANDEMI COVID-19
Oleh:
Hendar Riyadi
Universitas Muhammadiyah Bandung
Emal: hendarriyadi@gmail.com



Kali ini kita akan belajar tentang nalar atau penalaran. Satu pembahasan dasar dalam studi filsafat ilmu. Mesti dipahami bahwa belajar berpikir tingkat tinggi, pada dasarnya adalah belajar menalar. Apa itu nalar atau penalaran? Bagaimana menalar yang shahih atau berpikir yang lurus itu. Pertama-tama kami ingin menjelaskan apa itu nalar dan penalaran.

Secara umum, nalar adalah jangkauan pikir atau kekuatan pikir. Nalar juga dimaksudkan sebagai akal budi. Yakni, pertimbangan tentang baik buruk. Dalam kaitannya dengan pikiran, nalar diartikan sebagai aktivitas yang memungkinkan seseorang berpikir logis. Sedangkan penalararan dimaksudkan sebagai cara (hal) menggunakan nalar, pemikiran atau cara berpikir logis.  Baik nalar maupun penalaran sering digunakan secara bersamaan dalam pengertian kegiatan berpikir berupa dialog batin dalam mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis, membuktikan sesuatu, menunjukan alasan-alasan, menarik kesimpulan, meneliti suatu jalan pikiran, mencari berbagai hal yang hubungan satu sama lain, mengapa atau untuk apa sesuatu terjadi, serta membahas suatu realitas.

Dalam istilah agama, penyebutan nalar atau penalaran tersebut sering digunakan istilah nazhara (نظر), yaitu melihat atau memperhatikan dengan pikiran. Bahkan diperkirakan istilah nalar itu sendiri merupakan alih bahasa dari istilah nazhara (نظر).  Menurut Ahmad Baiquni, perintah nazhar (نظر) dalam Al-Quran menunjukan perintah untuk melakukan research (observasi) dengan menggunakan metode eksperimental sebagaimana dilakukan dalam metode ilmiah (fisikawan).  Dengan demikian, jelas bahwa proses nazhar (نظر) akan selalu melibatkan nalar atau penalaran.

Dalam wacana pemikiran Islam kontemporer, istilah nalar ini kerapkali digunakan sebagai terjemahan dari al-‘aql.  Misalnya, Naqd al-‘Aql al-‘Arabi (Kritik Nalar ‘Arab) atau Naqd al-‘Aql al-Islam (Kritik Nalar  Islam) dan sebagainya. Namun agak berbeda dengan wacana nalar yang dikembangkan dalam tradisi filsafat ilmu, wacana nalar (al-‘aql) yang dikembangkan dalam tradisi pemikiran Islam kontemporer, lebih dimaksudkan sebagai “la raison constituee (‘aql mukawwan), yaitu suatu himpunan aturan-aturan dan hukum-hukum (berpikir) yang diberikan oleh kultur bagi penganutnya sebagai landasan untuk memperoleh pengetahuan.  Sedangkan nalar atau penalaran dalam tradisi filsafat ilmu lebih dimaksudkan sebagai proses berpikir dalam menarik kesimpulan berupa pengetahuan (penalaran ilmiah) yang dibedakan dengan melamun, mengkhayal dan kegiatan panca indera lainnya.  Nalar atau penalaran dalam tradisi filsafat ilmu (logika) lebih merupakan kegiatan akal yang khas dan teratur.  Dalam hal ini, nalar atau penalaran sebagai suatu kegiatan akal yang khas dan teratur, memiliki kesamaan dengan wacana nalar (‘aql) dalam tradisi Islam kontemporer yakni mengandung himpunan aturan-aturan dan hukum-hukum berpikir. Meskipun tentu saja himpunan aturan-aturan dan hukum-hukum berpikir keduanya berbeda. Yang satu bersifat kultural, dan yang satunya lagi bersifat ilmiah.

Sebagai suatu kegiatan berpikir, penalaran mempunyai ciri-ciri tertentu, yaitu pertama, adanya suatu pola pikir yang secara luas disebut logika.  Kedua, analitik sebagai konsekwensi dari adanya suatu pola pikir tertentu. Artinya bahwa penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir yang menyandarkan diri kepada suatu analisis yang dalam konteks ini, kerangka berpikir yang dipergunakan untuk analisis tersebut adalah logika penalaran ilmiah.

Dengan demikian, maka dapat disimpulkan bahwa nalar atau penalaran dalam studi filsafat ilmu memiliki beberapa pengertian, yaitu pertama, nalar atau penalaran dimaksudkan sebagai jangkauan pikir atau kekuatan pikir. Kedua, nalar atau penalaran berarti akal budi, yakni pertimbangan tentang baik buruk, serta diartikan sebagai aktivitas yang memungkinkan seseorang berpikir logis. Ketiga, nalar atau penalaran dimaksudkan sebagai kegiatan berpikir berupa dialog batin dalam mempertimbangkan, merenungkan, menganalisis, membuktikan sesuatu, menunjukan alasan-alasan, menarik kesimpulan, meneliti suatu jalan pikiran, mencari berbagai hal yang hubungan satu sama lain, mengapa atau untuk apa sesuatu terjadi, serta membahas suatu realitas. Keempat, dimaksudkan sebagai proses berpikir dalam menarik kesimpulan berupa pengetahuan (penalaran ilmiah) yang dibedakan dengan melamun, mengkhayal dan kegiatan panca indera lainnya. Kelima, nalar atau penalaran dimaksudkan sebagai suatu kegiatan akal yang khas dan teratur, yakni menghimpun aturan-aturan dan hukum-hukum berpikir.

Nalar Deduksi dan Nalar Induksi
Sebagai telah dijelaskan, bahwa nalar atau penalaran merupakan proses berpikir dalam menarik kesimpulan berupa pengetahuan yang memilki ciri khas pola pikir dan bersifat analitis. Dalam studi filsafat ilmu, penalaran tersebut didasarkan pada kerangka berpikir dari logika penalaran ilmiah yang terdiri dari dua bentuk penalaran, yaitu penalaran deduksi dan penalaran induksi. Nalar atau penalaran deduksi adalah suatu bentuk penalaran, pemikiran atau penyimpulan (inferensi) di mana kesimpulan yang bersifat khusus ditarik dari penyataan yang bersifat umum (Deduction is the prosess of reasoning from a general prinsiple to a particular or spesific conclution). Atau suatu bentuk penalaran dari universal ke partikular. Sedangkan nalar atau penalaran induksi adalah suatu bentuk penalaran dari partikular ke universal. Suatu bentuk penalaran di mana kesimpulan yang bersifat umum ditarik dari berbagai fakta khusus atau kasus yang bersifat individual (Induction is reasioning from partikular facts or individual cases to a general conclution).

Demikian materi tentang penalaran merupakan salah satu pembahasan dasar dalam studi Filsafat ini. Semoga bermanfaat khususnya bagi saya sebagai pendidik anak usia dini dan pembaca pada umumnya.

Belum ada Komentar untuk "Belajar Filsafat di tengah Pandemi Covid-19"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel