Anak Disleksia Anugerah Terselubung
Bismillahirrahmaanirrahiim,
Sahabat, tidak ada yang sia-sia yang Allah Swt ciptakan, setiap anak memiliki kelebihan dan kekurangan. Namun didalam kekurangam itu terselubung anugerah yang Allah berikan, begitu pula dengan anak disleksia.
Disleksia Anugerah Terselubung
lika anak mengalami kesulitan belajar atau lebih lambat
dibanding teman-teman sebaya nya jangan buru-buru
mencapnya sebagai anak malas atau bodoh. Mungkin saja dia
menyandang disleksia.
Disleksia adalah salah bentuk gangguan belajar yang bukan diakibatkan retardasi (kelambatan) mental, cacat fisik, kurangnya motivasi belajar, kelambatan memahami instruksi, atau tidak adanya kesempatan belajar akibat faktor ekonomi, kebudayaan, atau lingkungan.
Penyandang disleksia umumnya mempunyai tingkat kecerdasan dan pemahaman yang normal serta mampu berbicara lisan dengan baik. Namun mereka mewarisi kondisi yang membuat mereka kesulitan dalam membaca, menulis, dan mengeja dalam bahasa ibu.
OTAK YANG UNIK
Disleksia merupakan penyakit keturunan. Para ilmuwan
menyebutkan kelainan gen dalam rangkaian kromosom
nomor enam yang dominan sebagai faktor terjadinya
disleksia. Kelainan kromosom ini menghasilkan perbedaan neurologis pada otak. Penyandang disleksia memiliki belahan otak kanan lebih besar daripada orang normal. Karena keunikan ini otak penyandang disleksia memiliki kabel-kabel yang berbeda pula. Neuron (sel-
sel otak) mereka berada di tempat yang tidak lazim dan
susunannya tidak serapi pada orang non disleksia.
Bagi penyandang disleksia pada saat membaca mereka tidak menggunakan belahan otak kiri seperti pada orang normal sehingga tidak mampu menyimpan memori visual huruf dan kata. Maka para penyandang disleksia terjadi cross lateralization, dimana otak kiri dan otak kanan bertukar tungsi Misalnya mereka terpaksa menggunakan area di hemister kanan untuk membaca, dan karena daerah ini tidak beradaptasi dengan baik untuk tugas ini, maka kemampuannya pan tidak maksimal.
Namun kelainan oiak ini pula yang membuat penyandang disleksia memiiki keistiewaan dibanding Orang non disleksia. Mereka di anugerahi bakat-bakat yang didukung belahan otak kanan, yang memberi mereka kelebihan dibidang artistik, atletik, mekanik, musikal, daya visualisasi 3 dimensi, dan kemampuan konseptual matematika. Selain itu mereka juga lebih kreatif, imajinatif, intuitif, mampu berpikir global yang didukung dengan rasa ingin tahu dan keuletan.
Selain karena kelainan otak, disleksia dapat pula terjadi pada orang-orang yang secara fisiologis normal.
Tetapi mereka mengalami feeling of confussion (perasaan
bingung) yang terlihat dari tingkah lakunya sehari-hari,
misalnya perasaan bingung akan keberadaan benda,
ruangan, letak geografis (pemetaan), arah, dan sebagai-
nya. Jenis disleksia ini memiliki kecenderungan untuk
sembuh lebih besar dibanding yang disebabkan kelainan
otak. Asalkan, dideteksi dan diterapi sedini mungkin.
MASALAH DISLEKSIA
Salah satu cara mendeteksi adanya disleksia pada anak
adalah dengan mengujinya dengan pengetahuan fonem
yang meliputi memecah bahasa dalam unit-unit fonem
(bunyi). mengasosiakan tulisan dengan fonem, dan
membangun suku kata dengan memadukan fonem.
Mereka juga harus mampu mencari dan menemukan
kembali kata-kata dari perbendaharaan katanya dan
mengolah masing-masing kata untuk dapat menangkap
maknanya. Tingkat kaparahan disleksia berbeda pada tiap
penyandangnya. Namun mereka semua mengalami kesulitan dalam bahasa, termasuk didalamnya proses fonologi (bunyi-bunyi bahasa menurut fungsinya), menulis, membaca, mengeja, dan terkadang dalam aritmatik.
Gangguan belajar pada penyandang disleksia sangat khas dan berpola sehingga mudah dikenali sebagai gejala
disleksia.
MEMBACA
- Lambat, sulit, dan tak akurat dalam membaca kata yang berdiri sendiri (tidak disertai gambar atau cerita).
- Saat membaca keras, ia sangat lambat, terputus-putus, dan sering mengabaikan tanda baca.
- Saat membaca keras, ia sangat lambat, terputus-putus, dan sering mengabaikan tanda baca.
-Nampak lelah setelah membaca dalam waktu singkat.
- Pemahaman akan isi bacaan sangat rendah karena membaca kata demi kata saja sudah menghabiskan energi. Namun, jika bacaan yang sama dibacakan oleh orang lain dan ia hanya mendengarkan, sipenyandang disleksia lebih mudah memahaminya.
- Dalam menghadapi huruf, penyandang disleksia sering menukar arah huruf (mengganti b dengan d, p dengan q, m dengan w, n dengan u dan sebagainya), mengacau urutan (misalnya membaca ibu dengan ubi), dan mengganti urutan dua huruf yang berdekatan (contohnya buat dengan baut).
- Mengganti kata yang kelihatan
nya sangat berbeda, misalnya kepala dengan kelapa, Kedelai dengan keledai, bintang dengan binatang
- Dalam membaca cerita atau kalimat, penyandang desleksia kerap mengganti suatu kata dengan kata lain yang memiliki arti sama meski kelihatan nya sama sekali berbeda. Umpamanya: perahu dengan
kapal, kawan dengan teman, dan sebagainya.
- Mengurangi atau menambah kata bantu, misalnya ke, di, dan, dari, dan sebagainya.
- Mengubah (menambha atau mengurangi) awalan atau akhiran kata, contohnya tulis menjadi tulisan rambutan men jadi rambut.
MENGEJA
- Kesalahan mengeja pada umumnya sama seperti kesalahan dalam membaca, seperti menukar arah huruf, mengacau urutan, atau mengganti urutan dua huraf yang berdekatan.
- Terus menerus salah mengeja kata yang umum dipakai meskipun sudah sering dilatih.
- Salah menggja saat menyalin kata-kata darĂ buku atau papan tulis
- Hasil akhir tulisan menunjuk kan ketidakyakinan pada ejaan banyak coretan, penghapusan, dan lain-lain
MENULIS
- Memegang pensil dengan cara yang tidak lazim (posisi nenggengam).
- Memegang pensil lebih rendah (tepat diatas mata pensil) atau lebih tinggi (1-2inci dari ujung atas) dari posisi normal.
- jika memegang pensil lebih rendah, si anak mungkin akan
merebahkan kepalanya dimeja untuk melihatbmata pensil saat menulis
- Pensil digenggam sangat erat hingga tangan si anak cepat pegal. Mereka sering meletakkan pensil untuk
melemaskan tangannya.
- Dalam menulis mereka sangat lambat dan tidak lancar
- Tulisan berawal dan berakhir pada tempat yang tidak lazim.
- Tulisan naik turun tidak beraturan, tidak bisa dalam garis lurus.
- Spasi antar kata tidak beraturan, bisa sangat lebar
atau berhimpit rapat.
- Tidak menguasai tulisan sambung, dan bingung akan
huruf sambung yang memiliki bentuk yang serupa, seperti f dan b, m dan n, w danu. Mereka juga sulit mengingat cara membuat huruf kapital sambung.
ARAH
ARAH
- Geografis: tidak bisa bisa menunjukkan arah mata angin tidak bisa membaca peta, sering tersesat ketempat yang baru bahkan ketempat yang familiar
- kata penunjuk: sulit menghafal arti kata kata atas bawah luar dalam kiri kanan, sebelum sesudah, depan belakang, naik turun.
- Membedakan kiri kanan: terlihat dalam menulis dan matematika
- Tulisan: sulit mengingat cara membuat huruf dan arahnya.
- Matematika penyandang disleksia sebenarnya berbakat dalam matematika. Daya visualisasi 3 dimensi Yang mereka miliki.
Dalam kehidupan sehari hari penyandang disleksia juga sering kesulitan dalam mem baca jam yang menggunakan jarum, nenghafal urutan bulan dalam setahun, melakukan pekerjaan yang bertahap dan melihatkan Arah (mengikat sepatu. mengetik) ataupun menghafal tanggal dalam sejarah, tavel perkalian dan fakta ilmiah lainnya.
Membesarkan anak disleksia
Anak disleksia kerap tumbuh dengan rasa percaya diri yang rendah karena prestasi mereka yang relatif tertinggal dibanding dengan teman-teman sebaya nya. Agar terhindar dari problem psikologis yang dapat merusak keperibadian anak, lakukan hal ini:
1. Bicarakan mengenai disleksia dengan anak
2. Jelaskan dengan terus terang namun secara positif mengenai kelainan yang dimilikinya, Beri ia motivasi dengan men ceritakan para penyandang disleksia lain yang telah berhasil mengalahkan keterbatasan
mereka.
3. Pusatkan perhatian pada kelebihan anak
4. Bantu anak nenemukan dan mengembangkan kelebihan yang dimilikinya.
5. Hargai dan beri pujian yang tulus saat ia melakukan sesuatu dengan baik. Bantu la mengatasi kesedihannya saat la gagal.
Demikian tulisan tentang disleksia, semoga bermanfaat membesarkan mereka dengan kasih sayang itulah yang sangat membantu dan dibutuhkan oleh mereka.
Demikian tulisan tentang disleksia, semoga bermanfaat membesarkan mereka dengan kasih sayang itulah yang sangat membantu dan dibutuhkan oleh mereka.
Belum ada Komentar untuk "Anak Disleksia Anugerah Terselubung"
Posting Komentar